Saturday, June 23, 2018

kejahatan hipnotis part 2


kejahatan hipnotis part 2

Hypnotic Evil lebih akurat dikatakan sebagai kejahatan penipuan

Meskipun beasiswa hipnotis juga dapat menjelaskan secara rinci proses terjadinya kejahatan, tetapi tidak semua orang yang menguasai ilmu hipnosis mampu melakukan penipuan seperti itu (Kejahatan Hipnotis seperti yang sering dilaporkan) termasuk ahli hipnosis yang paling kuat mungkin tidak dapat melakukannya. Sebaliknya banyak pelaku kejahatan ini sebenarnya mengklaim mereka tidak menguasai ilmu Hypnosis. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa ketika mereka beraksi mereka hanya mencoba untuk menipu, membodohi dan merayu korban mereka sehingga korban akan menyerahkan hal-hal yang dia minta, dengan menggunakan kepolosan, ketidaktahuan, kebodohan, keserakahan dan empati. baik secara langsung atau melalui SMS atau telepon. Tujuannya adalah untuk membingungkan korbanya, panik, bahagia, bahkan membuat korban merasa sangat mengenal pelaku. Jadi dalam keadaan seperti itu korban tanpa berpikir akan memberikan apa pun yang diminta pelaku.


Beberapa contoh kasus Penipuan sering disebut sebagai "Kejahatan hipnotis":

Pelaku menepuk bahu korban lalu menawarkan jam mahal (Rolex) dengan harga sangat murah. Padahal jamnya palsu.
Sambil berjabat tangan, pelaku mengaku kerabat dekat korban, sedangkan korban tidak mengenalnya sama sekali. Dengan tipuan si korban bingung, dan akhirnya korban ingin menyerahkan semua barang yang dibawa korban.
Pelaku mengunjungi sebuah rumah yang ditinggalkan oleh majikan, menggunakan kepolosan dan ketidaktahuan dari rumah tangga, pelaku mengaku kepada majikannya untuk mengambil beberapa barang.
Pelaku menghubungi korban dan mengatakan bahwa seorang kerabat korban mengalami kecelakaan dan segera dituntut. Dalam keadaan panik bercampur kesedihan, korban akan mengarahkan sejumlah uang yang dituntut si pelaku.
Pelaku dan rekannya memutuskan pada suatu strategi dimana awalnya pelaku menghampiri korban dengan menawarkan sesuatu yang, jika dilihat sekilas, menguntungkan korban, ketika korban tidak yakin, seorang konspirator lain mendekat seolah-olah dia tidak mengetahui pelaku dan meyakinkannya. korban menerima tawaran pelaku, akhirnya korban tertangkap oleh gimmick dari seorang pelaku plotter.
Dan ada banyak kasus serupa lainnya
Dari sekian banyak kasus penipuan yang terjadi biasanya korban "mengaku" tidak ingat apa pun yang terjadi saat penipuan berlangsung. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan korban melupakan seluruh proses penipuan:

Kemungkinan pertama, korban mengalami guncangan hebat ketika menyadari barang-barang itu menghilang ditipu pelaku. Jadi perhatian korban hanya diarahkan pada penyesalanya dan secara tidak sengaja korban melupakan proses yang terjadi.

Kemungkinan kedua adalah bahwa korban "pura-pura" lupa atau "mengaku" tidak ingat apa-apa, karena korban merasa malu jika dia mengakui dirinya sendiri.

Dari contoh kasus di atas jelas bahwa semua yang dilakukan pelaku adalah tindakan curang dengan memanfaatkan: peluang, ketidaktahuan, tidak berdosaan, kesedihan, kebingungan, keserakahan, ketidaktahuan, empati korban.

sapaan bahu dan goyangan sebenarnya hanya ucapan selamat datang. Bahaya dari pelaku adalah tipu muslihatnya.

Jadi secara pribadi saya tidak setuju jika kejahatan seperti itu dikatakan hipnosis. Meskipun hanya masalah syarat, saya lebih suka setuju jika kejahatan seperti itu dikatakan sebagai Kejahatan Penipuan ... !!!. karena untuk melakukan kejahatn tidak perlu menguasai ilmu Hypnosis ... yang dibutuhkan hanyalah ilmu TIPU .... !!!

Bagaimana dengan kamu…?!!

Pesan saya waspada terhadap orang yang tidak Anda kenal ...

referensi:
http://tentanghipnotis.blogspot.com/2018/06/apa-itu-hipnoterapi-dan-apa-saja-risiko-atau-bahayanya.html
http://tentanghipnotis.blogspot.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Hipnosis_panggung

No comments:

Post a Comment